Nayara, sang pemilik hati seluas samudra dibalik tubuh mungilnya, tak merintihkan apapun atas segala pilihan hidupnya, dan segala takdir yang harus dijalaninya. Dia tak pernah berhenti mencintai suaminya, seperti tak pernah juga lelah mendoakan ibu mertua yang selalu membencinya tanpa alasan. Nayara selalu percaya bahwa tak ada kemenangan indah tanpa diiringi kesabaran.
Sementara Nastiti, perempuan pemarah yang tak suka dibantah. Balur pekat masa lalunya dia tutup rapat, bersama gaya hidup bak aristokratnya. Tamparan kemarahan terus memercik ke dirinya sendiri hingga tergerus kesadaran oleh kebaikan sang menantu.
Di tempat lain, perempuan bernama Malina hidup bagai nomaden sejak dilahirkan, yang haruskan dia untuk pandai sesuaikan diri dalam gelapnya rahasia yang disimpan ayahnya.
Takdir menggiring tiga perempuan itu pada satu titik yang sama.