Menjawab Waktu - Antologi Puisi
PENULIS: Etta Adil
Ukuran : 14 x 21 cm
ISBN : 978-623-251-320-4
Terbit : Februari 2020
Harga : Rp 81000
www.guepedia.com
Sinopsis:
Tentang “Menjawab Waktu”, Antologi Puisi ini memang disusun berurut berdasarkan waktu penulisan. Pada akhirnya diterbitkan menjadi buku adalah dimaksudkan untuk menjawab waktu. Bahwa penulisnya masih ada, masih berkarya, dan masih setia mengakrabi puisi.
Tidak ada satu tema khusus saat penulis mencipta puisi dalam Antologi ini, kesemuanya menurutkan suasana hati, pembacaan berita, imajinasi serta lingkungan dimana karya itu lahir.
Dalam Antologi Puisi ini, ada cerita tentang Bulukumba, daerah yang setiap akhir tahun menjadi destinasi liburan. Ada cerita tentang negeri diatas awan, Lolai oh Lolai, dan cerita kekagetan penulis mengetahui lokasi turunnya raja pertama Siang (Kerajaan Siang), dalam puisi /Bontang/.
Dalam Antologi Puisi ini, ada Sesal yang semestinya tak perlu disesali. Ada pembacaan tentang Perempuan Bugis dan Perempuan dalam Separuh Nafasku. Ada pula tersimpan Nama dalam Sebait Senja, dan tentang diri, dalam puisi Pejuang Asa.
Penulis juga berupaya mengekspresikan cinta, senja, rindu, dan kasih dalam puisi: Jika Cinta butuh Pengakuan, Senja di Salemo, Jika Nurani tak Bercahaya, Rindu Berbatas, Syair Penunggu Senja, Hati yang Hilang, dan tentang Kasih di Malam Gerimis.
Ada pula cerita tentang pengabdian, keluarga, dan renungan sosial, termanifestasi dalam puisi Ulu Erena Kalabbirang, Luka, Katamu, Iye!, Pil Jiwa, Tanya Hati, Aku di Depan Cermin, dan Pesan untuk Anak Negeri
Secara khusus, Puisi Ibu Indonesia (Bukan Sepertimu), penulis ciptakan untuk menjawab Puisi Ibu Sukmawati Soekarnoputri yang kala itu viral dan cenderung dinilai sebagai salah satu bentuk penistaan agama (Islam). Begitu pula puisi Perginya Sang Mujahidah, tercipta untuk mengenang perjuangan mujahidah Palestina yang tertembak peluru durjana Israel.
Puisi Lombok Kita adalah pengalaman sosial, refleksi penulis saat menjadi Relawan Pendidikan di Lokasi Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Puisi yang sama, “Sajak Anak Jalanan”, adalah sajak persembahan kepada semua teman-teman relawan yang berpikir dan berkeringat mengurusi Anak Jalanan, yang tergabung dalam Komunitas Peduli Anak Jalanan (KPAJ) Makassar.
Refleksi yang sedikit menyimpang dibanding dua puisi terakhir, Seruni, dan Dari Ambisi sampai Dendam, serta beberapa puisi lainnya.
Selamat menikmati beragam tema cerita dan ungkapan rasa puitik dalam Antologi Puisi - Menjawab Waktu ini. Semoga dapat diterima dan dinikmati ala kadarnya, layaknya menemukan oase di padang kerinduan.
www.guepedia.com
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys