Sinopsis:

Kupu-kupu Bantimurung merupakan naskah drama remaja dengan konsep fabel (bercerita tentang kehidupan binatang) Fabel merupakan pilihan tepat untuk drama ini karena ada adegan perang sehingga jika yang melakukan peperangan adalah binatang, maka efek unsur "kekejaman"dapat diminimalisir.

Drama mengambil setting di Taman Nasional Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan dimana ribuan kupu-kupu berkumpul dan berkembang biak.

Bantimurung dihuni oleh kelompok-kelompok mayoritas yang hidup secara rukun yaitu kupu-kupu, lebah, laba-laba, ular, kera, dan kadal. Suatu hari terdengar kabar bahwa pasukan manusia akan menyerang Bantimurung. Hal ini membuat seluruh warga Bantimurung gelisah sekaligus waspada serta menyiapkan pertahanan sekuat tenaga. Kabar yang menggembirakan adalah pasukan manusia terpecah menjadi tiga kelompok yaitu kelompok Rusak Wana yang ingin menghancurkan Bantimurung, kelompok Bangun Griya yang bersikap netral, dan kelompok Lestari Bumi yang bermaksud melindungi Bantimurung. Tiap kelompok manusia mempunyai kepentingan sendiri-sendiri.

Pertempuran berlangsung sengit. Pasukan hewan Bantimurung dengan dibantu pasukan manusia Lestari Bumi hampir memenangkan pertempuran. Tetapi ditengah jalan, Pasukan Kadal berkhianat sehingga Bantimurung jatuh dan dikuasai total oleh Pasukan Kadal.

Perjuangan tak kenal putus asa serta kecerdasan Pasukan Kupu-Kupu akhirnya dapat membebaskan Bantimurung dari kekuasaan pasukan Kadal yang lalim.

Kelebihan naskah drama ini adalah: Drama ini sangat orisinal dan asli Indonesia serta dapat digunakan sebagai bahan pengayaan baik untuk SMP maupun SMA untuk menanamkan jiwa nasionalisme, kepahlawanan, tanggung jawab dan pengorbanan.