REVITALISASI TRADISI MENGANCANG DULANG DAN PEMBENTUKAN KESALEHAN
PENULIS: Idail Uzmi Fitri Umami dan Muhammad Sobri
Ukuran : 14 x 21 cm
ISBN : 978-623-281-632-9
Terbit : Juli 2020
Harga : Rp 86000
Sinopsis:
Masyarakat dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan dalam hal perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu budaya yang terdapat di Indonesia yang merupakan bentuk kearifan lokal setempat yaitu Mengancang Dulang. pada masyarakat suku Sasak Mengancang adalah kegiatan menjamu tamu dengan mengantarkan hidangan di atas nampan dimana dalam masyarakat sasak menyebutnya Dulang. Adapun masyarakat suku sasak menyebut orang yang mengantarkan dulang tersebut dengan sebutan pengancang Dulang. Di dalam praktek mengancang dulang terdapat nilai-nilai moral yang bisa menjadi dalam pembentukan kesalahan seseorang khususnya kaum muda karena memang dalam prakteknya Mengancang Dulang lebih banyak melibatkan remaja.
Tetapi eksistensi tradisi Mengancang Dulang sedikit demi sedikit mulai memudar karena modernisme menawarkan sesuatu yang lebih baru dan praktis. Sehingga ada sebagian masyarakat Sasak dalam acara Roah Begawe beralih dari Dulang ke Catering. Begitu juga yang terjadi di desa Senggigi, sudah ada masyarakat yang tidak lagi menggunakan Dulang pada acara Roah Begawe dan beralih ke catering yang dinilai lebih praktis. Padahal dulang merupakan wadah sajian makanan khas yang merupakan warisan nenek moyang masyarakat sasak yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebajikan yang penting untuk digali dalam membentuk kesalehan seseorang. Di sisi lain, pengaruh budaya luar yang masuk melalui sektor pariwisata yang tentu saja budaya asing tersebut bertentangan dengan norma-norma budaya yang dianut masyarakat setempat. sehingga dalam buku ini akan membahas permasalahan tersebut. Terlebih kondisi di daerah senggigi yang merupakan daerah pariwisata yang cukup terkenal di Lombok.
www.guepedia.com
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys