Betapa angin selalu menilik dan menilisik
Seperti mata yang enggan lekang mencari
Memutar sudut per sudut
Menemukan bibirmu yang mengulum
Mencari wujud yang selalu ingin tersebut
Entah ini
Rasa atau apa
Mencari-carimu, memotret diantara mega berkelana
Pada lorong-lorong linimasa juga
Betapa senang saja mengagumi
Meski ku tahu, Tuhan kan cemburu
Tenang saja,
Aku tahu bagaimana jarak dan seharusnya menempatkan rasa,
Maaf
Menyebut-nyebut namamu dalam nirwana kehujanan