Rosalina dan titik, dua orang penulis muda, melihat lingkungan dengan nada, yang dialirkan dengan kata indah. Kini memulai langkah dalam dunia sastra dengan megover karyanya dalam antologi puisi Benjeng. Disini menjadi surganya penulis dimana mulai tercipta cinta, kala lagu indah mengiringi langkah, Benjen menjadi saksi bisu akan hadirnya rindu mengembala dalam jiwa. Dengan tudingan mesra “Lek rendeng ga iso ndodok lek ketigo gaiso cewok” membuat Benjeng benar-benar jaya, Ini lah Benjeng, bukan hanya perihal banjir, tapi kami punya sastra, punya sejarah, pemuda kita bukan pemuda biasa. Seni kami mengalir dalam darah, tumbuh seketika dan untuk selamanya.
Welcome,, Benjeng – Gresik – Jawa Timur. Miskun katanya tapi kaya. Namanya mungkin asing di telinga pembaca. Suatu kecamatan kecil, tak lantas menjadikan generasi muda patah semangat untuk memajukan daeahnya. Kini literasi telah merambah ke daerah Benjeng, menumbuhkan semangat berkarya bagi bumi kelahiran.
Rindu gadis desa, pada sinar yang membaha-giakan. Lari mengikuti arah mentari tak jua usai temukan pelangi. Benjeng jadi tempat mulia kertas putih yang kami ukir sejuta cinta, ribuan suka, dan amarah. Malangkadaknya negeri tak menyusutkan rasa cinta kami di tanah bermelodi yang terdengar merdu sepanjang hari.