My Mysterious Boyfriend
Penulis : Giovaldorio Eduardo Habibie & Aprillia Az-Zahra
Ukuran : 14 x 21 cm
No. QRCBN :62-39-6494-794
Terbit : Juni 2022
Harga : Rp 129000
Sinopsis :
“Cakra, hentikan!”
“Aku mohon, Cakra, hentikan! Kamu nggak kasian, dia udah nggak sadarkan diri, Cakra!”
Teriakkan seorang gadis tidak di gubris olehnya. Baginya, memberi pelajaran pada orang yang sudah berani menyentuh miliknya lebih penting. Biar kapok.
“CAKRA!” Gerakan Cakra terhenti ketika gadisnya menyebutkan namanya dengan nada membentak. Cakra menatap tajam Lova yang membuat nyali Lova menciut.
Cakra menghempaskan kasar tubuh seorang pemuda yang sudah lancang menyentuh miliknya. Jelas saja ia tidak terima, miliknya ya miliknya. Cakra melangkah menuju gadisnya yang menundukkan kepalanya takut.
“Tatap aku,” ucap Cakra merendah. Justru dengan nada rendah, lebih menyeramkan. “Lova, sayang, tatap mata aku.” Masih tidak ada pergerakan dari Lova yang membuatnya mengeram tertahan.
“AURORA LOVANIA!” Lova tersentak ketika Cakra menyebut nama lengkapnya penuh penekanan. Justru dengan menekan nama lengkapnya, Lova semakin ketakutan menatap Cakra. Tanpa sadar, buliran bening keluar dari pelupuk matanya.
“Hey, kenapa nangis? Takut, hmm?” Cakra mengangkat pelan dagu Lova mengunakan jari telunjuknya. Menatap mata berair gadisnya dalam seolah terhipnotis enggan untuk melepas pandangan dari mata indah berwarna coklat tua itu. Ah, kenapa tiba-tiba jadi ingin mengoleksi mata indah itu. Eh?
“Kenapa panggil-panggil?” Cakra menghapus air mata gadisnya lembut. “Kamu tau? Dengan kamu membela dia, aku tentu tidak suka. Oh, atau jangan-jangan kamu juga suka sama dia, hmm?” Lova menggeleng cepat. Demi apa pun, ia tidak menyukai pemuda yang menembaknya untuk menjadi pasangan hidupnya.
“A--aku nggak suka sama dia. Aku cuma kasian. Kamu kalo mau kasih dia pelajaran, jangan h4j4r dia dong, Cakra. Kalo bicara baik-baik kan enak. Aku juga nggak akan nerima dia jadi pacarnya,” lirih Lova kembali menundukkan kepalanya. “Kalo kamu kayak gini, aku jadi takut, Cakra.”
Mata Cakra memanas dengan tangan terkepal kuat, ia berusaha mati-matian untuk tidak meluapkan amarahnya pada Lova.
Huftt! Cakra menghembuskan nafasnya. Ia menarik tangan Lova pelan untuk masih kedalam dekapannya. Memeluknya erat dengan menghirup dalam-dalam aroma vanilla dari Lova yang memabukkan.
“Sttt. Jangan nangis, aku nggak suka liat kamu nangis. Maafkan aku udah buat kamu takut.” Cakra mempererat pelukannya. Sungguh, ia tidak berniat menakut-nakuti gadisnya. Justru ia begitu menginginkan Lova nyaman berada di dekatnya. Ya, mau bagaimana lagi, ini lah sifat Cakra yang sebenarnya, tidak bisa lembut dalam satu hari.
“Jangan diulangi lagi,” ucap Lova dengan isakkan kecilnya.
'Aku nggak janji.'
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys