JUDUL BUKU : KENALILAH MUSIBAH SEBAGAI SARANA PENDEKATAN DIRI KEPADA ALLAH
PENULIS : Eko Setyo Budi
PENERBIT : GUEPEDIA
QRCBN : 62-39-7283-649
TAHUN TERBIT : SEPTEMBER 2022
JENIS BUKU : BUKU AGAMA, WANITA, ISLAM, PENGEMBANGAN DIRI
KONDISI BUKU : BUKU BARU / BUKU ORIGINAL ASLI, LANGSUNG DARI PENERBITNYA
DESKRIPSI BUKU :
Buku "Kenalilah Musibah sebagai Sarana Pendekatan Diri kepada Allah" ditulis oleh Eko Setyo Budi dan diterbitkan oleh Guepedia publisher. Buku ini membahas tentang pandangan Islam terhadap musibah dan bagaimana kita sebagai umat Muslim seharusnya menghadapinya. Penulis memberikan pemahaman bahwa musibah yang menimpa manusia bukanlah suatu kebetulan atau kecelakaan semata, melainkan bagian dari takdir Allah yang harus diterima dan dihadapi dengan sabar dan ikhlas.
Dalam buku ini, penulis juga memberikan panduan dan tips dalam menghadapi musibah, serta bagaimana musibah dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan disajikan dengan pengalaman pribadi penulis, buku ini sangat cocok bagi pembaca yang ingin memahami pandangan Islam tentang musibah dan bagaimana menghadapinya dengan cara yang tepat dan berakhlak. Buku ini juga relevan untuk dibaca di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini.Top of Form
Buku ini bisa didapatkan di website resmi penerbit guepedia dan marketplace yang biasa Anda belanja
Sinopsis :
Pada awal tahun 2020 dunia diguncangkan oleh wabah Covid-19 berasal dari Wuhan Cina yang dampaknya telah merubah tatanan perekonomian global, dan krisis perekonomian. Ini merupakan musibah yang tak terduga sebelumnya ternyata wabah itu begitu cepat menjangkit manusia di berbagai belahan negara dunia. Begitu ganas dan cepatnya penularan virus yang tak terkendali, di saat itu pula diberitakan banyak yang meninggal dunia tiap hari. Kita meyakini bahwa musibah merupakan kehendak Allah sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Hadid [57]:22, firman-Nya, “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Sebagai orang beriman tentu percaya musibah merupakan bagian dari takdir, musibah sebagai sarana instropeksi diri dan memohon pertolongan kepada Allah Swt. Sebuah musibah akan menjadi kenikmatan jika kita berhasil menyikapi dengan syukur, sabar dan tawakal serta mampu mengambil hikmah dari setiap kejadian. Musibah di dunia itu ringan bila dibandingkan dengan siksa di akhirat yang abadi. Al-Qur’an pun telah menerangkan yakni Allah mengazab bangsa-bangsa yang berbuat dosa ketika mereka di dunia sebelum mereka kelak diazab di akhirat. Mereka mengingkari atas kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya dengan berbuat kezaliman dan kefasikan.
Oleh karena itu kenalilah musibah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jangan sampai seperti yang digambarkan kaum Saba’, setelah musibah itu dialaminya, lalu mereka berdoa kepada Allah bukan bertobat, tapi doa mereka panjatkan adalah, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami.” Doa ini mencerminkan karena kebodohannya, lantaran mereka angkuh dan sombong. Tetapi mereka melenyapkan semua nikmat itu dilenyapkan dari mereka. Tidak ada orang lebih bodoh daripada orang-orang seperti mereka. Mereka diperintah Allah hanya bersyukur saja. Faktanya banyak nikmat Allah diberikan kepada kaum tersebut, namun mereka ingkar, dan tidak mensyukurinya bahkan bersikap sombong mendustakan fakta yang nyata.
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys