JUDUL BUKU : Pembunuh Tunggal
PENULIS : Alfarizzi
NO. QRCBN : 62-39-9210-373
PENERBIT : Guepedia
HARGA : Rp 107000
TAHUN TERBIT : Januari 2024
JENIS BUKU : Buku Novel, Fiksi
KONDISI BUKU : Buku Baru / Buku Original Asli, Langsung dari Penerbitnya
Sinopsis :
Senin, 5 Agustus 1999. Tragedi berdarah terjadi di daerah Menteng, Jakarta Selatan. Pada malam itu sebuah keluarga Tionghoa yang terlihat harmonis dan rukun menjadi korban pembunuhan yang brutal. Perisitwa pembunuhan ini memenuhi hampir setiap surat kabar lokal maupun nasional. Hampir setiap masyarakat pada saat itu membicarakan desas-desus perkembangan kasus berdarah ini, tidak sedikit juga yang terus melakukan narasi konspirasi.
Demi mencari sang pelaku, terdapat 2 (dua) tokoh yang terlibat dalam kasus ini, Stefanus dan Raden. Keduanya memiliki profesi yang berbeda, tetapi dipertemukan oleh takdir kelam yang menimpa keluarga tionghoa tersebut. Stefanus adalah seorang polisi yang bekerja di Unit Tindak Pidana Narkotika, tetapi dialihkan tugas secara sementara untuk dapat menjadi penyelidik dalam kasus ini bersama dengan anggota lainnya yaitu ; Bumi, Marsha dan Ketua Rian Sentosa sebagai penanggung jawab. Sedangkan Raden adalah seorang detektif swasta yang terjebak dengan rangkaian kasus yang begitu membosankan, yaitu membongkar aib pasangan yang diduga melakukan perselingkuhan. Mereka berdua berencana untuk bekerja sama membongkar kasus pembunuhan tersebut dengan mencari terduga pelaku. Namun hal itu tidak mudah dilakukan sebab membongkar kasus ini bak mencari jarum ditumpukan jerami, banyak teka-teki yang harus dipecahkan. Gelapnya alat bukti sebagai petunjuk menjadi beban masalah bagi mereka untuk mengungkap diri sang pelaku.
Kejanggalan demikian terus muncul bagai ombak yang dilaut. Raden menyimpulkan bahwa pelaku adalah lebih dari satu orang. Stefanus cukup terkejut dengan kesimpulan itu, baginya itu hanya asumsi yang gegabah tanpa pertimbangan, akan tetapi Raden tidak bodoh. Raden memiliki petunjuk untuk membuktikan itu dengan melihat serangkaian aksi baku tembak yang terjadi. Raden melihat adanya ketidakwajaran kepada para korban saat mati terbunuh. Pasalnya mereka mati menghadap ke arah yang berbeda, salah satunya seolah ada yang meminta memohon ampun kepada sang pelaku.
Pagi berganti malam. Matahari berganti tugas dengan bulan. Stefanus dan Raden melihat ada titik terang cahaya dalam kasus pembunuhan tersebut. Terdapat 2 (dua) bukti petunjuk yang dapat mengarah kepada sang pelaku. Pertama, sepatu hak tinggi merah bermerek Prada yang diduga milik sang pacar anak tertua, Jiao Siauw, keluarga Tionghoa tersebut. Raden berasumsi sang pacar tersebut berada di TKP malam itu, tetapi mayatnya tidak ditemukan. Kedua, ditemukan sebuah nomor anonim yang terindikasi milik seorang pelaku pembunuh bayaran yang nampaknya sangat profesional. Stefanus dan Raden bersepakat atas kedua petunjuk tersebut, dan selanjutnya adalah melakukan upaya paksa berupa penangkapan kepada sang pelaku.
Sabtu, 17 Agustus 1999. Pelaku berhasil terungkap identitasnya. Pelaku adalah orang terdekat Stefanus itu sendiri, yaitu Bumi. Bertempat di Kampung Lodan, aksi saling kejar dan tembak terjadi antara Stefanus dan Bumi, sedangkan Raden berinisiatif mencoba membantu dalam aksi saling kejar tersebut. Bumi berhasil ditangkap dalam keadaan mati, namun di saat yang bersamaan itu juga Raden ditemukan tewas di lokasi yang sama. Stefanus merasa kematian Raden diduga dilakukan oleh pelaku lainnya yang takut identitas dirinya terungkap.
Stefanus yang masih bernafsu untuk menyelidiki kasus ini terpaksa mengurungkan niatnya, lantaran pihak Kapolres yang telah menyatakan secara resmi bahwa kasus ini telah ditutup dengan hasil bahwa pelaku berhasil ditangkap dalam keadaan tidak bernyawa. Tidak ada pelaku selain Bumi, oleh karena itu pihak Kapolres menegaskan bahwa pelaku dalam kasus pembunuhan keluarga Tionghoa ini adalah Pembunuh Tunggal. Ketua Rian meminta untuk melupakan segala hal yang terjadi kepada Stefanus dan Marsha, berharap tidak akan pernah mendapatkan kasus seperti ini lagi suatu hari nanti.
Tim khusus yang dibentuk untuk menyelidiki kasus kematian keluarga Tinghoa ini resmi dibubarkan. Polri melalui Polresta Jakarta Selatan memberikan penghargaan kepada Stefanus dan Marsha atas jasanya dalam mengungkap kasus ini. Saat itu juga, Surat Penggantian dan/atau Pemindahan Jabatan Polri telah terbit. Marsha dipindahtugaskan ke Polresta Lombok Utara sedangkan Stefanus tetap bertugas di Polres Jakarta Selatan. Marsha berizin pamit kepada Ketua Rian dan Stefanus, dan berujar terima kasih telah menjadi rekan yang baik selama dirinya menjadi anggota Polres Jakarta Selatan tersebut. Pada hari itu juga, Enzo, rekan kerja Raden menemukan sebuah kotak sepatu yang begitu misterius selepas almarhum Raden dikebumikan. Enzo membuka dan menelisik setiap dokumen yang berada di kotak sepatu tersebut. Isinya begitu mengejutkan, apa yang menjadi dugaan Raden dan Stefanus selama ini adalah benar, bahwa pelaku lainnya pada malam itu adalah sang pacar dari anak sulung keluarga tionghoa tersebut yaitu Jiao Siauw alias Marsha.
Sontak Enzo tercengang. Dirinya pergi tandas menuju Polres Jakarta Selatan untuk mencari Marsha. Kematian Raden tidak terlepas dari keterlibatan Marsha, dirinya kala itu juga mengetahui bahwa Raden akan menuju Kampung Lodan, sehingga mencuri kesempatan itu untuk mengunci selama-lamanya identitas diri Marsha yang sebenarnya dengan membunuh Raden. Enzo selama diperjalanan mencoba menghubungi Stefanus, barangkali dapat memberikan bantuan dengan cepat untuk menangkap Marsha. Namun na’as, soal takdir tidak ada yang mengetahui, Stefanus terbunuh oleh rekannya sendiri, Ketua Rian, yang merupakan Ketua Gembong Narkoba yang paling di cari se-antero Jakarta.
Enzo menuju bandara setelah mendapatkan informasi dari pihak Polres bahwa Marsha sudah pergi menuju Lombok Utara melalui jalur udara. Namun Marsha membelot, dirinya berniat untuk meninggalkan karirnya sebagai Polisi untuk selama-lamanya. Marsha pergi menuju Hawaii, Amerika Serikat, untuk melarikan diri. Enzo yang mengejar tidak sempat, pesawat yang ditumpangi oleh Marsha sudah pergi melayang tepat di atas kepala Enzo. Tindakan keji Marsha tersingkap untuk selamanya dari tuntutan hukum. Di saat yang bersamaan itu juga, lagu favorit Raden tengah diputar di kantor. Lagu tersebut berjudul “Let It Be – The Beatles”.
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys