JUDUL BUKU : Building A Religious Culture Strategy Di Institusi Pendidikan Agama Islam
PENULIS : Dr. Saeful Kurniawan, S. Pd. I., M. Pd. I
NO. QRCBN : 62-39-8373-187
PENERBIT : Guepedia
HARGA : Rp 86000
TAHUN TERBIT : Februari 2024
JENIS BUKU : Buku Pendidikan, Pembelajaran, Non Fiksi
KONDISI BUKU : Buku Baru / Buku Original Asli, Langsung dari Penerbitnya
Sinopsis :
Buku ini menjelaskan tentang strategi, Kata “strategy” berasal dari kata kerja bahasa Yunani, yakni “Stratego” yang berarti “merencanakan pemusnahan musuh lewat penggunaan sumber-sumber yang efektif.[1] Sedangkan menurut Crown Dirgantoro mengemukakan bahwa kata strategi berasal bahasa yunani yang berarti “kepemimpinan dalam ketentaraan”. Pengertian tersebut berlaku selama perang berlangsung yang kemudian berkembang menjadi manajemen ketentaraan dalam rangka mengelola para tentara bagaimana melakukan mobilisasi pasukan dalam jumlah yang besar, bagaimana mengkordinasi komando yang jelas dan sebagainya.
Buku ini juga menjelaskan budaya, Istilah budaya mula-mula datang dari disiplin ilmu antropologi sosial. Apa yang tercakup dalam definisi budaya sangatlah luas. Istilah budaya dapat diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Ada beberapa istilah lain dari agama, antara lain religi, religion (Inggris), religie (Belanda) religio/relegare (Latin) dan dien (Arab). Kata religion (bahasa Inggris) dan religie (bahasa Belanda) adalah berasal dari induk dari kedua bahasa tersebut, yaitu bahasa Latin “religio” dari akar kata “relegare” yang berarti mengikat. Menurut Cicero, relegare berarti melakukan sesuatu perbuatan dengan penuh penderitaan, yakni jenis laku peribadatan yang dikerjakan berulang-ulang dan tetap. Lactancius mengartikan kata relegare sebagai mengikat menjadi satu dalam persatuan bersama. Dalam bahasa Arab, agama dikenal dengan kata al-din dan al-milah. Kata al-din sendiri mengandung berbagai arti.
Oleh karena itu, strategi budaya agama yang dilakukan pimpinan pesantren adalah internal control pada moral yang berorientasi pada agama (orientasi moral religius) akan lebih jauh lebih dominan untuk melakukan suatu tindakan moral daripada eksternal control. Inilah yang membedakan orientasi moral religius dengan orientasi moral yang hanya sekedar didasarkan atas hasil pemikiran manusia. Strategi budaya religius yang terbentuk dari keterikatan yang kuat pada norma-norma yang diterapkan oleh agama akan menjadikan seorang dapat mengukur kebenaran suatu hal dari sudut pandang agama. Sebagai orientasi moral, budaya religius bermakna keterikatan spiritual pada norma-norma ajaran agama yang akan menjadi acuan pertama ukuran moral.
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys