JUDUL BUKU : POLA ASUH DAN BULLYING
PENULIS : ASJUN THEA dan MR BRAM
NO. QRCBN : 62-39-5525-314
PENERBIT : GUEMEDIA GROUP
HARGA : Rp 89000
TAHUN TERBIT : September 2023
JENIS BUKU : BUKU PENDIDIKAN, PEMBELAJARAN, NON FIKSI
KONDISI BUKU : BUKU BARU / BUKU ORIGINAL ASLI, LANGSUNG DARI PENERBITNYA
Sinopsis :
Pentingnya pola asuh dan keluarga agar terhindar dari sifat membully orang. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Lingkungan keluarga adalah pilar utama untuk membentuk sikap dan perilaku manusia agar dapat memiliki etika, moral dan akhlak yang baik. Peran keluarga sebagai sarana anak untuk membentuk karakter sebagai makhluk sosial, serta sebagai wadah pembentukan tingkah laku dan kepribadian bagi anak.
Proses pegasuhan orang tua banyak diwarnai dengan sikap dan penerapan yang berbeda-beda dalam tiap pola pengasuhan. Menurut Hurlock pola asuh orang tua terdiri atas tiga macam pola asuh yaitu, pola asuh permisif, pola asuh otoriter, dan pola asuh demokratis. Pola asuh permisif merupakan pola perilaku orang tua dalam berinteraksi dengan anak dimana orang tua membebaskan anak untuk melakukan apa yang ingin di lakukan tanpa memberikan arahan baikburuknya tindakan yang dilakukan. Pola asuh otoriter merupakan gaya pengasuhan yang menuntut dan membatasi seorang anak, serta memiliki batasan yang tegas (Adawiah, 2017).
Pola asuh otoriter dapat mengakibatkan anak mengalami keterlambatan perkembangan fisik dan mental serta mendapat perlakuan kasar dari orang tua (Chhangur, 2015). Sedangkan pola asuh demokrasi adalah jenis pola asuh dimana anak diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan maupun keinginannya sehingga anak dapat berpartisipasi dalam penentuan keputusan-keputusan di keluarga dengan batas-batas tertentu yang telah disepakati oleh orang tua dan anak (Desy, 2013).
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya Pelaku bullying sering disebut dengan istilah bully. Seorang bully tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan, bullying sudah sering terjadi di sekolah dan dilakukan oleh para remaja (Zakiyah, Humaedi, & Santoso, 2017). Bullying tergolong kepada perilaku yang tidak baik atau perilaku menyimpang, hal ini dikarenakan bahwa perilaku tersebut memiliki dampak yang cukup serius.
Bullying dalam jangka pendek dapat menimbulkan perasaan tidak aman, terisolasi, perasaan harga diri yang rendah, depresi, atau menderita stress yang dapat berakhir dengan bunuh diri. Dalam jangka panjang, korban bullying dapat menderita masalah emosional dan perilaku (Y. P. Sari & Azwar, 2017). Penelitian kualitatif Ardianti menemukan bahwa perasaan berkuasa menjadi salah satu alasan mengapa siswa melakukan bullying. Pelaku bullying merasa bangga dianggap hebat dan ditakuti oleh siswa lain yang melihatnya menindas. Perilaku bullying pada remaja sebagai upaya mereka mendapatkan perhatian„tertentu? dari teman sebaya (bystander) dapat memicu terulangnya perilaku tersebut di sekolah.
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys