Tafsir Pitutur Bahasa Madura Menuju Pribadi Bijak Bestari


Harga : Rp.84,000

Berat : 210 Gram

Penulis : Dr. Saeful Kurniawan, M. Pd. I

Jumlah Pembelian




SINOPSIS

Setiap masyarakat Madura yang terpecah dalam empat kabupaten memiliki tradisi bertutur yang berbeda satu sama lain, baik dari sisi tingkatan bahasa yang digunakan, cara pengucapan, sampai pada etika bertuturnya. Hal ini menunjukkan betapa Madura kaya dengan 'tata bahasa' sebagai bagian dari sistem kebudayaan. Semua perbedaan tersebut terjadi dalam wilayah horizontal yang meletakkan ketidaksamaan masyarakat pada satu garis yang sejajar. Karena pada hakikatnya, bahasa merujuk pada apa yang menjadi kesepakatan masyarakat setempat,bukan justifikasi masyarakat lain, yang pasti akan berbeda-beda. Hal itu berkembang di kabupaten Bondowoso yang notabenenya mayoritas menggunakan bahasa madura

 

Bahasa Madura adalah icon kehidupan masyarakat Bondowoso, yang tidak hanya berfungsi sebagai media komunikasi, tetapi sebagai tanda pengenal karakteristik masyarakat itu sendiri. Melalui bahasa dan pitutur Madura, sebuah komunitas akan dapat dipahami dan dinilai seperti apa wujud pandangan hidup, etika sosial dan karakteristik budayanya. Tradisi bertutur (berbahasa) masyarakat pesisir tidak sama dengan masyarakat pedalaman, di mana masyarakat pesisir tampak lebih lantang dalam bertutur dari pada masyarakat pedalaman. Begitu halnya dengan kebiasaan kaum santri yang dinilai lebih halus dalam bertutur dari pada kelompok masyarakat awam (abangan).