Keterampilan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi yang sangat dibutuhkan pada pembelajaran Abad 21. Pada Kurikulum Merdeka diharapkan keterampilan berpikir kreatif baik guru maupun siswa harus dikembangkan dalam pembelajaran karena menjadi kebutuhan yang pokok dalam mengimplementasikan konsep materi yang dipelajari. Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 dan menghadapi society 5.0 maka diperlukan model pembelajaran yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif dan kompetitif dalam segala bidang.
Berpikir kreatif merupakan salah satu kemampuan yang harus dikembangkan melalui pendidikan di sekolah, salah satunya dalam pembelajaran sains. Kemampuan berpikir kreatif dalam kegiatan pembelajaran diperlukan untuk mendayagunakan pemikiran kreatif siswa yang bertujuan membangkitkan minat siswa dan memberi keleluasaan siswa dalam membuat pilihan, membuat gagasan (ide) dan memecahkan masalah yang bermakna. Connectivisme sangat mendukung pembelajaran di kurikulum merdeka salah satunya web learning. Begitu juga seamless learning menerapkan pembelajaran untuk mengintegrasikan dengan mata pelajaran lain dan mengoptimalkan pengalaman belajar diantaranya dengan mengimplementasikan konsep materi yang sudah dipelajari..
Modrl CRI_WES memiliki karakteristik dimana guru menerapkan model pembelajaran interaktif yang berbasis konektivisme. Keterampilan berpikir kreatif siswa dan hasil belajar kognitif siswa meningkat. Indikator keterampilan berpikir kreatif meliputi: (1) berpikir lancar (fluency); (2) keterampilan berpikir luwes (flexibility); (3) keterampilan berpikir orisinil (originality); (4) keterampilan memperinci (elaboration); (5) kemampuan memodifikasi, mengkombinasi beberapa ide (methaporical thinking). Model CRI_WES memiliki sintaks 5 fase yaitu Fase 1. Problem staement; Fase 2. Bainstorming;); Fase 3. Organizing creative selection; Fase 4. Integreted and creative thinking;; Fase 5. Research and conclusion.