JUDUL BUKU : DELFT, Tentang Kota dan Jeda Rasa
PENULIS : Wally Djaidi
NO. QRCBN : 62-39-5000-244
PENERBIT : Guepedia
HARGA : Rp 116000
TAHUN TERBIT : Juni 2025
JENIS BUKU : Buku Novel, Fiksi
KONDISI BUKU : Buku Baru / Buku Original Asli, Langsung dari Penerbitnya
Sinopsis :
Delft, Tentang Kota dan Jeda Rasa bukan hanya kisah seorang mahasiswa arsitektur muda yang belajar di negeri orang. Ini adalah narasi puitik yang mengalir sebagai memoar, kritik kota, sekaligus perjalanan kontemplatif tentang kehilangan, pencarian, dan cinta yang diam-diam bertahan di sela-sela sketsa.
Tokoh utama, Mada, memulai program pascasarjana di TU Delft, Belanda. Di awal, ia hanyalah satu dari banyak mahasiswa internasional yang mengejar gelar, membawa rindu akan Jakarta dan luka yang belum selesai dari sosok bernama Raka rekan arsiteknya di Indonesia, sekaligus cinta yang belum sempat memiliki nama. Di Delft, Mada bertemu dunia yang baru: ruang yang teratur tapi penuh jarak, teman-teman lintas budaya, dan kota-kota Eropa yang membentuk ulang cara pandangnya terhadap arsitektur, ruang, dan manusia.
Setiap bab dalam buku ini mengikuti perjalanan waktu akademik Mada. Namun lebih dari sekadar jadwal perkuliahan, cerita-cerita di dalamnya mengeksplorasi relasi antara ruang dan perasaan: bagaimana bangku taman bisa menyimpan trauma, atau bagaimana sebuah halte tram bisa menghidupkan kembali kenangan akan seseorang.
Di tengah proses akademiknya, Mada mulai menulis untuk kolom Stadstof, platform kota di Belanda, dan tulisannya mendapat perhatian. Gaya tulisnya bukan teknikal, tapi reflektif dan jujur. Lewat kolom-kolom itu, Mada menyuarakan perspektif seorang outsider yang perlahan merasa menjadi bagian dari kota. Tulisannya mengangkat hal-hal subtil seperti ruang publik yang benar-benar inklusif, atau bagaimana sebuah bangunan bisa terasa memeluk penghuninya.
Tak hanya belajar dari kampus, Mada juga mendapat pelajaran dari keseharian: dari Bu Elske, pemilik toko bunga di bawah apartemennya; dari Aiko, Zola, dan Tom teman yang masing-masing menyimpan keresahan dan cinta dengan cara mereka sendiri. Tom bahkan sempat menyatakan perasaan, tapi Mada memilih untuk jujur pada dirinya sendiri bahwa hatinya belum bisa lepas dari Raka.
Konflik batin ini mencapai titik penting saat Mada mendapat kesempatan mengikuti Summer Urban Lab di Lisbon. Di sanalah ia benar-benar diuji: bukan hanya secara akademis, tapi juga emosional. Dalam kota tua penuh sejarah kolonial itu, Mada ikut membedah relasi ruang dan ketimpangan sosial. Tapi yang paling penting, Lisbon menjadi ruang jeda yang memberi Mada keberanian: untuk kembali menulis email panjang pada Raka, untuk melihat cinta bukan sebagai keterikatan, tapi arah kompas yang jujur.
Buku ini menutup dengan sebuah epilog berbentuk esai. Di situ, Mada tidak lagi hanya bercerita tentang dirinya, tapi menulis sebagai seorang arsitek muda yang melihat kota dengan mata yang lebih jernih dan hati yang lebih terbuka. Ia menyentil pembangunan IKN, Jakarta yang semakin kehilangan memorinya, dan bagaimana kota-kota besar sering kali tumbuh ke atas tapi tidak ke dalam. Kritiknya tajam tapi puitis mewakili generasi muda yang tidak anti kemajuan, tapi ingin kota tumbuh bersama manusianya.
Email : guepedia@gmail.com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys