Buku "Dinamika Sosial dan Budaya Bali: Antara Tradisi dan Modernisasi" merupakan sebuah kajian mendalam yang ditulis oleh tim akademisi dari prodi PPKn Undiksha, menyoroti kompleksitas perubahan sosial dan budaya di Bali di tengah derasnya arus modernisasi, globalisasi, dan perkembangan pariwisata. Pulau Dewata, yang selama ini dikenal kaya akan tradisi dan kearifan lokal yang mengakar kuat, kini berada dalam persimpangan antara menjaga identitas aslinya dan beradaptasi dengan tuntutan zaman. Buku ini secara komprehensif menguraikan bagaimana masyarakat Bali menavigasi perubahan ini tanpa kehilangan jati diri budayanya.
Dimulai dengan Bab 1 (Pendahuluan), penulis mengidentifikasi perubahan sosial yang tak terhindarkan akibat pariwisata, modernisasi, dan globalisasi mulai dari pergeseran mata pencaharian dari agraris ke jasa, komersialisasi budaya, hingga dampak urbanisasi dan perubahan pola keluarga. Meskipun demikian, bab ini juga menyoroti bagaimana tradisi dan kearifan lokal tetap bertahan, seperti sistem adat, upacara keagamaan (Ngaben, Melasti, Odalan), arsitektur tradisional Tri Hita Karana, sistem Subak yang diakui UNESCO, serta seni tari dan musik gamelan yang tak lekang oleh waktu. Penulis juga membahas pengaruh modernisasi yang menciptakan tantangan, seperti pergeseran peran Desa Adat, dampak teknologi pada interaksi sosial, komersialisasi ritual keagamaan, serta menurunnya penggunaan Bahasa Bali.
Selanjutnya, buku ini mendalam pada Bab 2 (Tradisi dan Sistem Sosial Masyarakat Bali) yang membahas lebih rinci tentang struktur sosial dan sistem kasta, serta peran sentral upacara adat dalam kehidupan sosial. Penulis menekankan bagaimana Desa Adat berperan sebagai penjaga nilai-nilai tradisional, serta keunikan sistem Subak sebagai manifestasi gotong royong dalam pertanian yang menjadi warisan dunia.
Pada Bab 3 (Pariwisata dan Globalisasi serta Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial), fokus dialihkan pada transformasi signifikan akibat pariwisata. Bab ini menganalisis dampak ekonomi dan sosial pariwisata terhadap masyarakat lokal, membahas isu komersialisasi budaya dan tantangannya dalam menjaga kesakralan tradisi. Tak lupa, buku ini juga mengulas peran penting generasi muda dalam melestarikan budaya di era global yang semakin terkoneksi.
Bab 4 (Seni, Bahasa, dan Identitas Budaya Bali) didedikasikan untuk mengeksplorasi keunikan seni tari dan musik tradisional Bali yang tak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sarana spiritual. Selain itu, dibahas pula peran vital Bahasa Bali dalam menjaga identitas dan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Terakhir, Bab 5 (Masa Depan Bali: Antara Modernitas dan Kelestarian Budaya) merumuskan arah ke depan. Bab ini menyoroti peran krusial pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai budaya pada generasi muda, serta menguraikan arah perkembangan sosial dan budaya Bali di masa depan, dengan penekanan pada upaya menyeimbangkan kemajuan dengan pelestarian warisan leluhur. Melalui analisis yang kaya data dan perspektif multidisiplin, buku ini menegaskan bahwa meskipun modernisasi membawa berbagai tantangan, masyarakat Bali secara gigih berupaya mempertahankan identitas budayanya. Buku ini sangat relevan bagi akademisi, peneliti, praktisi budaya, dan masyarakat umum yang ingin memahami lebih dalam dinamika unik antara tradisi yang kokoh dan modernitas yang terus bergerak di Pulau Dewata