TIGA JALAN PEMBERHENTIAN PRESIDEN (Kudeta, People Power dan Impeachment)


Harga : Rp.84,000

Berat : 250 Gram

Penulis : SYAHRUL MUSTOFA,SH.MH

Jumlah Pembelian




TIGA JALAN PEMBERHENTIAN PRESIDEN

PENULIS: SYAHRUL MUSTOFA,S.H.,M.H

ISBN: 978-623-7208-68-6

Penerbit : Guepedia Publisher
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal   : 200 halaman

Harga  : Rp84.000

Deskripsi:

Dalam buku ini, pembaca akan dijelaskan tentang apa itu kudeta, bagaimana cara melaksanakannya, dan contoh kasus di beberapa negara. Selain itu, buku ini juga membahas tentang people power, yaitu cara yang dilakukan oleh rakyat untuk menggulingkan pemimpin yang korup atau tidak kompeten. Pembaca akan mengetahui bagaimana people power dapat dilakukan dan bagaimana cara untuk memobilisasi massa dalam jumlah besar.

Selain itu, buku ini juga membahas impeachment, yaitu proses hukum yang digunakan untuk menggulingkan seorang pemimpin. Pembaca akan mempelajari bagaimana impeachment bekerja dan contoh kasus di beberapa negara.

Dalam buku ini, penulis memaparkan secara detail mengenai ketiga jalan pemberhentian presiden tersebut dan memberikan pembaca pemahaman yang jelas tentang mekanisme yang digunakan untuk menggulingkan seorang presiden. Dengan bahasa yang mudah dipahami dan contoh kasus yang nyata, buku ini cocok dibaca oleh siapa saja yang ingin memahami tentang politik dan pemerintahan.

Sinopsis:

Tiga jalan pemberhentian presiden yang sedang berkuasa, yakni; kudeta, people power dan  melalui impeachment. Kudeta adalah penggulingan kekuasaan yang ditempuh melalui revolusi bersenjata, dan dilakukan oleh militer. People power penggulingan rezim berkuasa dilakukan dengan kekuatan rakyat melalui revolusi damai; aksi unjuk rasa. Sedangkan impeachment dilakukan dengan kekuatan konstitusi dilakukan oleh para politisi di parlemen yang diawali dari tuduhan pelanggaran hukum atau tidak lagi terpenuhinya syarat sebagai presiden atau wakil presiden. Ketiga jalan tersebut, berada dipersimpangan jalan  konstitusi dan demokrasi.

 

Gerakan people power saat ini menjadi tren gerakan yang dilakukan di berbagai negara belahan dunia, pasca perang dunia kedua. Dimulai dari Filipina (Revolusi EDSA), Indonesia, Thailand, Mnyamnar, Malaysia, hingga Brunei Darusslam. Di negara Eropa Timur  gerakan people power terjadi di Yugoslavia, Ukraina, Georgia, hingga Chekoslovakia. Asia tengah Kirgistan dan Ubzekistan. Dikawasan Timur Tengah, gerakan people power marak berlangsung di tahun 2010-2011 (Arab Spring), dimulai dari revolusi hijau di Iran, dilanjutkan dengan Tunisia, Mesir, Yaman, dan Libya. Kini gerakan people power juga merambah pada negara-negara Uni Eropa yang notabennya negara-negara maju, mulai dari Yunani, Italia, hingga Perancis. Sementara dibelahan Afrika, selain gerakan people power negara ini masih pula dibayangi dengan kudeta. Termasuk di negara-negara Amerika Latin, seperti Venezuela, Kuba, Argentina dan sejumlah negara lainnya.

 

Memasuki tahun ke-21 pasca reformasi tahun 1998, wacana gerakan people power kembali marak diperdebatkan, aktornya Amien Rais. Kali ini momentum yang dijadikan sebagai sarana untuk gerakan people power adalah Pemilu 2019, dengan catatan jika terjadi kecurangan.  Pro dan kontra pun muncul.  Apakah dalam negara demokrasi Presiden yang sedang berkuasa dapat dijatuhkan melalui people power? Bagaimana dengan konstitusi dan Hukum Acara Impeachment kita yang telah mengatur pemberhentian presiden dalam masa jabatan. Akan dibahas dalam buku ini.

 

 

 

Email : guepedia@gmail•com

WA di 081287602508        

Happy shopping & reading

Enjoy your day, guys