Hidroponik, Trend Sayuran Masa Depan

PENULIS: Ameilia Zuliyanti Siregar,M.Sc,Ph.D

ISBN: 978-623-229-241-3 

Penerbit : Guepedia Publisher
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal   : 71 halaman

Harga  : Rp58.000

Sinopsis:

Pada masa kekaisaran Babilonia, dikota kecil antara Sungai Efrat dan Sungai Tigris, terdapat sebuah “taman gantung” atau “hanging garden” yang dibuat kira-kira tahun 600 SM.,  hadiah dari Raja Nebukadnezar II untuk istri tercintanya bernama Amytis, yang menjadi awal terbentuknya hidropnonik di dunia.Selanjutnya, Mesir, Amerika, Asutralia, Eropa, Cina, dan India, Asia, juga sudah menerapkan cara bercocok tanam yang tidak menggunakan tanah, memakai pupuk organik media tanam dari  bedengan pasir di tepi sungai, dikenal “river bed cultivation”.

Istilah hidroponik lahir tahun 1936 dari agronomis, DR.WF.Gericke, dengan menanam tomat di dalam bak yang berisi mineral sehingga tumbuh dengan ketinggian 300 cm juga memiliki buah yang lebat. Kemudian muncul istilah-istilah : “nutri culture”, “water culture”, ”gravel bed culture”, dan istilah “solution cilt “.

Selain kesesuaian benih, diperlukan media tanam yang tepat (Rockwoll, spon, batu apung, pecahan genting, pecahan batu bata, gambut (peat moss, potongan akar pakis, sabut kelapa, ijuk, arang kayu, zeoliture dan lainnya) dalam aplikasi keenam jenis hidroponik, yaitu: menggunakan kultur air, aeroponik, kultur pasir, kultur kerikil, vermikuloponik, kultur rockwoll.

Menanam sayur-sayuran, seperti cabe, tomat, selada ataupun buah-buahan seperti timun, strawberi, anggur dan lainnya secara hidroponik hasilnya sudah dipastikan akan lebih banyak dan berkualitas dibandingkan menanam secara tradisional. Menanam secara hidroponik berarti kita melengkapi nutrisi tanaman tersebut secara instan bagi tanaman sehingga semua unsur hara untuk pertumbuhan dapat diserap dengan sempurna.

“Mari Berhidropnik, Jika Tidak Sekarang….Kapan Lagi?”

Email : guepedia@gmail•com

WA di 081287602508        

Happy shopping & reading

Enjoy your day, guys