Sinopsis :
Cinta adalah fitrah bagi manusia. Perasaan luar biasa indah yang Allah titipkan pada diri setiap insan. Bagaimana tidak? Sebab cinta semakin dimengerti semakin memberi bahagia. Cinta selalu mengajarkan, tak pernah terbatas dan memberi batasan dengan kata HANYA. Cinta itu sebuah perjalanan. Panjang namun menyenangkan. Cinta adalah penerimaan. Kekurangan dan kelebihan, tanpa pengecualian. Cinta ialah ketulusan dengan kesabaran. Ialah pengajaran dengan kenikmatan. Ialah perayaan dengan kesadaran. Ialah keikhlasan tanpa penghambaan. Ialah pemberian tanpa pemaksaan
Menikah merupakan impian setiap insan. Menikah dengan ‘dia’ yang kita idamkan, yang sering kita sebut namanya dalam doa, yang sering kita selipkan dalam setiap panjatan doa di sepertiga malam merupakan impian kita. Namun, tak ada yang dapat menjamin bahwa dia yang nantinya akan bersanding dalam kehidupan kita. Tak ada yang bisa memastikan, meski dia sering kita sebut dalam doa akan menjadi milik kita. Tak ada yang mampu meng-‘aamiin’-kan meski cinta sudah terlanjur di umbar. Allah telah mengatur perjalanan yang jauh lebih indah dari yang kita rancang.
Menikah bukanlah hanya pengguguran akan kewajiban. Maka kesiapan adalah kunci untuk pemantasan. Kesiapan akan membantu kita untuk lebih dewasa dalam menghadapi permasalahan, bukan meniadakan permasalahan. Kesiapan akan membuat kita lebih peka akan cela untuk syukur atas segala ketetapan, bukan meniadakan kesedihan. Kesiapan akan mendorong kita melakukan yang terbaik atas kesepakatan, bukan meniadakan ikhtiar untuk impian.