Sinopsis :
Hidup di alam modern, alam yang serba pragmatis, segala sesuatu didasarkan atas pemikiran yang rasional, pemikiran yang masuk akal manusia. Alam irasional yang sukar dicerna oleh manusia yang berakal sehat tentu susah diterima. Dari sejak masih sekolah di Taman Kanak Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi di Indonesia tidak ada mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari hal yang irasional. Demikian juga perihal Guna Guna tentu semua orang akan mengatakan tidak masuk akal karena pikiran orang tidak bisa mencerna, tetapi menurutku pikiran orang tersebut tidak sampai menelaah kearah itu, karena memang guna guna susah untuk dibuktikan kebenarannya.
Guna guna, pelet, tenung sesungguhnya memang ada karena latar belakang masyarakat kita sebelum Agama Samawi masuk ke Indonesia adalah animisme yang sangat terkait dengan kehidupan alam gaib diluar jangkauan manusia modern yang sekarang. Aku pernah mengalami sendiri terkena Guna Guna di permulaan tahun 1972 saat aku baru bermalam minggu, saat aku belum tidur. Saat aku mencabut sweater kepalaku masih dalam sweater, aku merasakan sesuatu masuk melalui bahu kanan. Aku sadar itu guna guna, Guna guna ke dua, aku sebut saja pelet di tahun 1982, aku sangat menyayangi wanita itu walau batinku meronta untuk mengatakan tidak. Beruntung aku tidak melanggar tata susila, maka selamatlah aku. Berkat pertolongan orang lain dan doa yang selalu kupanjatkan kepada Tuhan Semesta Alam maka pelet itu pelahan-lahan hilang. Guna guna yang ke tiga, adalah guna guna yang sangat berat aku derita, aku hampir putus asa, selama tujuh tahun aku benar benar menderita.
Karena guna guna terlanjur masuk dan dikirim tera