Sinopsis :
Prinsipnya: Memberi waktu semua orang untuk menghinanya, selagi mereka masih bisa dan sempat.
Dia lahir dalam garis keturunan yang sama. Bermarga Adijaya yang berhak mendapat perlakuan sama, yang sudah sepatutnya memiliki hak untuk di sayangi sebagai mana seorang cucu, yang berhak di damba layaknya sepupu-sepupu yang lain.
Harusnya perbedaan tidak perlu di agungkan hanya karena tingkat ke elitan sebuah lembaga edukasi. Seharusnya tanpa melihat jenjang pendidikan, sebuah keluarga sudah sepatutnya saling mengayomi dan hidup dalam lintang kerukunan abadi. Bukan malah saling bertatap iri. Menebar kobaran api.
Semesta seakan memberi peluang kepada seorang designer berbakat dengan sifat masa bodoh luar biasa, menemukan tambatan hatinya. Bukan seperti Cinderella yang meninggalkan sepatu kaca dan berakhir bersama sang pangeran. Bukan juga seperti Bawang Putih yang di siksa sampai bertemu sang pujangga hati. Dia hidup sangat mulia. Glavia Anastasya bak Malaikat berwujud manusia. Berdasar hati nurani demi mencintai sesama penghuni Rumah Pelita. Membangun Veneza sampai akhirnya bertemu sang penalang rindu, Jevin Keyner. Pembawaan santai. Suara bariton memikat. Sikap ramah. Juga sang dokter muda Rumah Sakit Cendana.
Di tanya would you be mine? Sang gadis menolak.
Di minta menjadi seorang istri? jawabannya jalani saja dulu.
Ditawari kesediaan menunggu? gadis itu tak mau. Dalih nya terlalu hebat. Jevin diminta hanya sebatas teman. Agar sang gadis bebas dengan pekerjaan, juga si lelaki fokus mengurus kemapanan.
Sampai hingar-bingar berakhir dalam peristiwa naas merenggut tawa riang. Sementara cahaya putih mengatakan: “kamu belum waktunya pulang.”