Sebuah cincin abad ke-13 Masehi tergeletak di sebuah bukit yang berada dekat di sebelah pemakaman. Atas rencana Tuhan, Cincin itu dipungut oleh seorang gadis kecil yang merupakan budak di istana Kerajaan Lamajang Tigang Juru. Gadis kecil tanpa nama itu, dengan polosnya membawa si cincin dan melingkarkan di jari manisnya.
Sejak saat itulah si Cincin mulai melihat haru-biru sebuah kehidupan karena mulai ia miliki 2 indera yang diberikan oleh Tuhan, yaitu indera penglihatan dan pendengaran. Si Gadis merupakan budak di di Lamajang, maka si Cincin pun mulai mengenal asal muasal berdirinya Kerajaan Lamajang sekaligus Kerajaan Majapahit. Ia juga melihat seorang lelaki berhati lembut yang merupakan putra dari pemimpin Lamajang yang menjabat sebagai Rakryan Patih(semacam perdana menteri) di kerajaan Majapahit. lelaki itu adalah Patih Nambi, seorang ahli ilmu administrasi sekaligus ahli dalam mengatur taktik peperangan.
Patih Nambi adalah Tuan muda yang sangat dekat dengan si gadis. Bahkan si gadis sudah seperti adik kandungnya sendiri. Sehingga Patih Nambi pun memberikanya sebuah nama yang indah yaitu Gayatri. Karena sang Tuan telah memberikan sebuah namayang indah untuknya, maka sebagai hadiah, Gayatri memberikan cincin itu kepada Patih Nambi dengan memasukkannya ke seuntai tali yang ia rajut sendiri, lalu mengalungkannya di leher sang Patih.